Pusat kebudayaan dunia berawal dari Indonesia. Pernyataan ini mungkin terlampau naif dan spekulaitf. Namun saya sendiri memiliki keyakinan bahwa ada indikasi tersebut. Mindset awal Indonesia sebagai awal dari peradaban ini dapat menghasilkan usaha untuk menggali sejarah dari sudut pandang Indonesia. Sains yang diajarkan dan dipelajari saat ini merupakan European Minded sebagai penjajah dan pelopor ilmu pengetahuan saat ini. Sekarang kita telah merdeka dan sudah saatnya ilmu Sejarah digunakan dengan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.
Indikasi yang saya temukan pada buku terbitan tahun 90 an oleh profesor Biologi Oxford Stephen Oppenhaimer yang menyatakan Indonesia sebagai pusat kebudayaan:
MITOLOGI DUNIA DAN GEOLOGI PAPARAN SUNDA
Banjir besar nabi nuh menenggelamkan umat manusia sehingga kapalnya harus meninggalkan tempat tinggalnya yang telah tenggelam. Mitologi dari Bibble ini tidak hanya eksusif milik peradaban Judaisme. Cerita serupa juga terdapat di mitologi China pada jaman. Lalu cerita tersebut juga ditemukan di Papua, Kepulauan Pasifik hingga Afrika. Bila memang mitologi itu benar-benar terjadi maka di manakah kemungkinan letak terjadinya. Jawabanya adalah paparan Sunda.
Mengapa dipilih paparan Sunda? Karena bukti geologi juga mengindikasikan bahwa banjir besar memang terjadi beberapa kali di Paparan Sunda sehingga mendorong orang berkebudayaan tinggi tersebut menyebar ke berbagai belahan dunia. Bangsa Austronesia yang terkenal sebagai pelaut ulung telah terbukti dapat merakit sampai kepulauan pasifik dan Afrika sehingga orang yang selamat tersebut memiliki pararelitas yang sama dalam mitologinya.
GENETIK
Database marka genetik mannusia sudah cukup banyak. Dengan metode pohon filogenetika manusia berbagai suku dikumpulkan dan dibentuk laju evolusinya. Ternyata ditemukan suku pedalaman di Indonesia sebagai ancestor dari suku lainya.
Teori yang menyatakan orang Indonesia berasal dari pulau Formosa sekitar 4000 tahun lalu yang diyakini para akademisi sudah mendapat bantahan dari M.Richards peneliti dari University of Leeds. Orang Indonesia yang juga dikenal sebagai orang Austronesia ternyata mulai bermigrasi sekitar 10.000 tahun yang lalu dan pusatnya berasal di Indonesia bagian Wallacea.
PERTANIAN
Indonesia dikenal memiliki kekayaan teknik pertanian yang sangat tinggi. Ketika teori pertanian di Indonesia dibawa dari pulau Formosa diajukan ternyata terdapat kontradiksi karena tiap daerah di Indonesia memiliki keunikan teknik pertanian yang unik. Terdapat perbedaan dari teknik pertanian di Kalimantan dengan Jawa. Kita dapat melihat betapa kagumnya penduduk bumi dengan keindahan subak di Bali, ini merupakan indikasi betapa rumit dan luhurnya budaya kita. Saya percaya kalau teknologi pertanian berawal dari Indonesia yang menyebar ke seluruh dunia. Pararelitas dengan cerita wayang: Semar cultivated a small rice field near Mount Merbabu for ten thousand years before there were any men. His descendents, the spirits of the island, came into conflict with people as they cleared fields and populated the island
TEKNIK BAHARI
Indonesia terkenal dengan kemampuan melautnya, Kapal yang terdapat di relief candi Borobudur, replikanya telah mampu mengarungi samudra Hindia dan sampai ke Afrika. Ini mengindikasikan kemampuan orang Indonesia untuk bermigrasi ke berbagai belahan dunia jauh sebelum jaman Cheng Ho maupun Colombus.
KEKAYAAN SUKU DAN BAHASA
Indonesia memiliki 17000 pulau dan 600 suku dan bahasa. Pembentukan bahasa sebanyak itu tidak mungkin terjadi dalam kurun waktu yang singkat. Dengan perbandingan Eropa yang memilki berbagai negara tersebut tidak mampu menandingi jumlah bahasa yang ada di Indonesia. Indikasi kebudayaan kita lebih awal daripada belahan dunia lain.
Nanti dilanjutkan lagi deh berbagai Indikasi kekayaan dan kejayaan bangsa kita. Yang pro dan kontra silakan beri komen, semoga mindset awal Indonesia sebagai Pusat Kebudayaan Indonesia membakitkan harkat dan kebanggan bangsa kita
TESIS Profesor Arysios Santos, geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil, mendapat sambutan luas, baik pro maupun kontra dari kalangan sejarawan dan arkeolog. Bagi yang kontra tesis dalam buku Santos yang berjudul "Atlantis - The Lost Continent Finally Found (The Denitive Localization of Plato Civilization), menjungkirbalikkan paradigma sejarah dunia yang sudah mapan. Bagaimana tidak, ia menyebutkan Indonesia sebagai pusat peradaban dunia pertama sebelum munculnya kebudayaan Romawi dan Yunani. Hal itu bisa dilihat dari kebudayaan maritim yang dimiliki Nusantara.
Sejarawan Barat tidak akan rela jika Sundaland--wilayah dimaksud dalam buku Prof Santos--yang sekarang menjadi wilayah Indonesia sebagai awal pusat kebudayaan dunia, Santos menyebutkan, peradaban di Indonesia pada masa itu sudah maju, meliputi ilmu pengetahuan dan penemuan besar manusia. Dicontohkan antara lain, budaya bercocok tanam, bahasa, metalurgi, astronomi, seni, dan lain-lain. Hasil peradaban maju lainnya, seperti kapal laut, arsitektur di Yunani, Mesir, Maya, Azte, Inca dan lainnya, yang menurut Prof Santos tak lain dibangun oleh bangsa Indonesia yang melakukan migrasi lewat laut, setelah Sundaland hancur oleh bencana meletusnya Gunung Krakatau 11.600 tahun silam. Pada masa itu merupakan letusan Gunung Kraka tau yang pertama.
Sebagai karya ilmiah tentu saja tesis itu mendapat sanggahan dari ilmuwan lainnya yang telanjur memercayai pusat kebudayaan manusia modern pertama berasal dari wilayah Yunani dan Romawi (Continental). "Kita pun tersentak, sebab penelitian bertahun-tahun itu bermuara pada kesimpulan bahwa benua (Atlantis) yang hilang itu tenggelam di wilayah Nusantara, hingga menyisakan puncak-puncak yang membentuk pulau-pulau dalam sabuk gunung berapi.
Para ahli sejarah sepakat bahwa nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa maritim. Penilaian itu memang tidak terbantahkan bila melihat bukti-bukti sejarah yang ada. Namun sayang, jejak itu kini redup seiring dengan tumbuhnya sikap yang dipertontonkan pemimpin bangsa yang lebih mengedepankan budaya materialisme (budaya kontinental). "Kita malu menampilkan adab maritim akibat aneksasi kebudayaan kontinental yang materialis dan me ngedepankan kekuatan fsik," Akibatnya, peradaban modern Nusantara seperti kehilangan arah karena mengingkari jati dirinya. Ia mengutarakan sejarah bangsa saat ini seperti dibentuk karena keberadaan orang lain. Bukan pada akar budaya bangsa sendiri yang sebenar- nya lebih hebat dan tidak ekspansif. Ironisnya lagi, peradaban maritim yang salah satunya berunsur nilai gotong-royong dan spiritualisme justru saat ini dikaji dengan sungguh-sungguh oleh sejarawan Barat yang diam-diam menemukan kelebihannya.
Awal atau akhir? Mana yang lebih penting untuk menilai reputasi seseorang, bahkan suatu bangsa? Dari lingkungan seperti apa ia berasal, atau dari apa yang akhirnya mampu dilakukannya bagi kemaslahatan umat?
Sebuah temuan menarik barangkali akan sedikit mengejutkan kita, bahkan juga bangsa-bangsa di luar sana, khususnya jika harus menilai reputasi sebuah bangsa bernama Indonesia. Alkisah, seorang profesor asal Brazil bernama Arysio N. dos Santos dalam bukunya yang menggemparkan: “Atlantis -The Lost Continents Finally Found” membuktikan teorinya bahwa benua Atlantis yang dihuni oleh suatu bangsa berperadaban sangat tinggi dengan alamnya yang kaya-raya dan elok-permai laksana surga –sebagaimana disebutkan oleh Plato 2500 tahun lalu– itu lokasinya ternyata adalah di Indonesia!
Diceritakan oleh Plato bahwa Atlantis merupakan negara makmur yang bermandikan matahari sepanjang waktu. Penduduknya menguasai pelayaran dan perdagangan, memahami ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, maju dalam berkesenian (tari, teater, musik) dan olah raga. Dalam kisah yang selama ini lebih dipahami sebagai mitos itu, konon benua yang hilang sejak lebih kurang 11.600 tahun lalu itu disebabkan karena penduduknya menjadi begitu ambisius sehingga membuat “para dewa murka”.
Menurut Prof. Santos, ketika bencana terjadi dan air laut naik hingga 130 meter, penduduk yang selamat kemudian berpencar ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika. Migrasi berikutnya membawa mereka dari lembah Indus hingga ke Mesir, Mesopotamia, Palestina, Afrika Utara, dan Asia Utara. Di tempat baru, mereka mengembangkan kembali budaya Atlantis. Inilah penjelasan mengapa teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, serta bahasa bisa muncul secara serentak di berbagai penjuru dunia. Semua berasal dari Atlantis, yang jika teori Prof Santos benar, semua bermula dari Indonesia.
Terkadang memang sulit untuk melawan suatu arus pengetahuan yang telah membagi peradaban dunia di beberapa negeri seperti, eropa, India, Cina dan Afrika. Tetapi pengetahuan peradaban bukan melulu punya kepentingan bangsa tertentu, tetapi pengetahuan peradaban adalah milik peradaban itu sendiri, marilah kita adil dan obyektif dalam melihat sisi lain peradaban dunia yang hilang
0 komentar:
Posting Komentar
komentar adalah suatu hal yang penting maka komentarlah...