Nakheel, pengembang milik negara, jelas tidak terima dengan pernyataan yang dianggap sembarangan dan tidak berdasar itu. Jangankan tenggelam, ancaman banjir puna tidak terjadi pada Pulau Palm Jumeirah. Tegas petinggi Nakheel, geram. Lenehan mengatakan, bahkan jika permukaan air naik, Palm Jumeirah masih tidak berisiko banjir. Kenaikan maksimum permukaan air laut 100 tahun yang akan datang adalah 50 cm [20 inci], katanya. Namun Palm Jumeirah mampu menahan kenaikan permukaan laut sampai empat meter [15 kaki], tanpa resiko banjir terus.
Nahh loh, mana yang bener neh! Biar afdol, baca berita selengkapnya di bawah ini :
Dubai, Uni Emirat Arab - Keadaan ekonominya mungkin menggelepar di bawah utang senilai AS $ 80 miliar, tetapi pulau buatan yang terkenal di Dubai tidak akan tenggelam suatu saat di masa depan, kata para pejabat.
Nakheel, pengembang milik negara, dengan geram membalas pernyataan yang dikeluarkan perusahaan survei tanah Eropa Fugro NPA, yang melakukan penelitian lima tahun terhadap pergerakan Pulau Palm. Pernyataan tersebut menggambarkan laju penurunan tanah hampir 1 cm (0,4 inci) setahun.
Shaun Lenehan, Kepala Lingkungan Hidup di Nakheel, mengatakan pernyataan itu "sepenuhnya tidak akurat."
"Integritas dari semua bangunan, utilitas, dan infrastruktur di Palm Jumeirah adalah bukti dari fakta bahwa tidak ada penurunan permukaan tanah," katanya.
"Pergeseran setiap jengkal tanah, bahkan sesedikitnya 5 mm [0,2 cm], akan menimbulkan manifestasi fisik jelas termasuk batu retak, pipa yang bocor, jendela pecah, dan sebagainya."
Nakheel telah menarik kesimpulan secara adil dari berita buruk dalam beberapa pekan terakhir. Ini merupakan anak perusahaan dari Dubai World, konglomerat milik negara yang mengalami krisis karena dililit utang senilai $ 26 miliar.
Perdebatan terbaru datang setelah kantor berita Zawya Dow Jones mengutip pernyataan Adam Thomas, manajer proyek survei InSar di Fugro, yang mengatakan bahwa pulau itu tenggelam pada tingkat penurunan permukaan tanah antara 5 mm - 1 cm per tahun.
"Kami melihat di seberang pulau sejumlah lokasi tanah bergerak ke bawah," ia mengikutip apa yang telah dikatakannya.
Namun perusahaan kemudian mengeluarkan surat klarifikasi pada hari itu juga, mengoreksi apa yang telah digambarkan Thomas melalui telegeram regional, yang menjadi anggota dari kelompok induk yang sama seperti Wall Street Journal.
"Penyelesainnya adalah kejadian normal mengikuti konstruksi," kata perusahaan dalam sebuah pernyataan. "Tidak dapat ditarik kesimpulan jangka panjang."
"Tingkat pergeseran yang diukur di Pulau Palm dalam beberapa tahun pertama setelah pembangunan (kurang dari satu sentimeter per tahun) adalah baik didalam rentang penyelesaian alami yang diharapkan untuk sebuah struktur yang besar dan penyelesaian seperti itu akan menjadi faktor dalam desain teknik dari pulau itu."
Pemetaan satelit NPA yang dimiliki oleh Fugro - mengeluarkan hasil studi yang dilakukan di Palm Jumeirah antara 2003 dan 2008.
Palm Jumeirah yang dibangun dari pasir yang dikeruk dari dasar laut dan telah menjadi bangunan penting di Dubai, menawarkan villa pantai yang mewah kepada penduduk.
Kembang api menyala di semua daun dari pulau yang berbentuk palm pada upacara pembukaan tahun lalu yang bertabur bintang dari hotel bintang lima Atlantis di ujung bangunan.
Ini adalah satu-satunya pembangunan perumahan lepas pantai oleh Nakheel yang telah sepenuhnya selesai. Yang lainnya, termasuk dua pulau Palm dan serangkaian pulau-pulau kecil yang diatur berbentuk peta dunia, telah ditangguhkan pengerjaannya - walaupun pengerukan sudah rampung.
Lenehan mengatakan bahwa bahkan jika permukaan air naik, Palm Jumeirah masih tidak berisiko banjir.
Kenaikan maksimum permukaan air laut 100 tahun yang akan datang adalah 50 cm [20 inci], katanya. Namun Palm Jumeirah mampu menahan kenaikan permukaan laut sampai empat meter [13 kaki], tanpa resiko banjir. Padahal proyek pembangunan pulau-pulau tersebut belum juga rampung.
Saat dimulai pada 2003 silam, pengembang Nakheel Properties yang menangani proyek ini berharap para selebriti kaya dan konglomerat berlomba membeli dan menempati 300 pulau yang dibangun tersebut.
Segera setelah proyek itu digaungkan ke publik, Nakheel Properties membangun pondasi pulau selama lima tahun. Untuk membangun pondasinya saja, dibutuhkan 11 miliar kubik pasir dan 47 juta ton batu.
Belum juga selesai dibangun, proyek pembangunan pulau tersebut nampaknya mulai bermasalah. Pada November 2009, Dubai World selaku pemilik Nakheel Properties meminta penangguhan pembayaran hutang biaya pembangunan sebesar USD26 miliar.
Sementara proyek tersebut tengah dalam masa penangguhan, hasil pantauan Bumi yang dilakukan NASA melaporkan pulau-pulau tersebut nampak mulai saling menyatu dan perlahan mulai tenggelam. Demikian keterangan yang dikutip dari Daily Mail, Rabu (3/2/2010).
Gambar tersebut diambil pada Januari 2010 silam oleh anggota Ekspedisi ISS (International Space Station), dengan menggunakan kamera digital Nikon D2Xs focal length 400 mm.
Dubai yang dikenal dengan berbagai konstruksi bangunan unik di atas air kerap mendapat kritikan pedas dari para aktivis lingkungan hidup, tak terkecuali untuk pembangunan pulau buatan ini. Pasalnya, pembangunan pulau tersebut telah merusak lingkungan hidup dengan mengorbankan terumbu karang, dan habitat perairan
0 komentar:
Posting Komentar
komentar adalah suatu hal yang penting maka komentarlah...