Tentu saja yang dimaksud yang harus pergi adalah Mubarak yang telah berkuasa 31 tahun. Para penggerak demonstrasi mengundang siapa saja untuk kembali berkumpul di Tahrir Square dan secara bersama-sama mendepak presiden turun dari kekuasaannya.
"Kita akan menancapkan paku terakhir di peti mati rezim, dan mengumumkan kemerdekaan revolusi 25 Januari," ucap mereka.
Wartawan Tempo Qaris Tajudin dari Tahrir Square melaporkan gerakan turun ke jalan hari ini diperkirakan akan menjadi yang terbesar setelah Selasa malam lalu mereka mengumpulkan sejuta orang di seantero Mesir. Caranya, mereka akan menggalang massa seusai salat Jumat yang juga menjadi hari libur di Mesir. Tahrir Square bahkan dijadikan "masjid" terbesar siang ini dengan jamaah puluhan ribu orang.
Ribuan orang sudah lebih dulu ada di lapangan itu sejak semalam dan tidur di lapangan hingga pagi hari. Mereka pun, dari pagi hingga menjelang salat Jumat, menggemuruhkan koor "pergi, pergi".
Dijadwalkan setelah berkumpul di Tahrir Square, massa akan bergerak ke Istana Presiden. Tentara berjanji akan mengamankan pergerakan massa di Tahrir Square tapi juga menyatakan akan menjaga istana sebagai simbol negara. Ahmed Shafiq, Perdana Menteri baru Mesir, juga menyatakan tidak akan menghalangi pawai damai pada Jumat ini.
Demonstrasi sepuluh hari ini telah menewaskan lebih dari 300 orang, termasuk 12 orang yang tewas tertembak dalam bentrokan berdarah dengan massa pendukung Mubarak. Kementerian dalam negeri telah membantah memerintahkan aparatnya untuk menyerang demonstran pro-demokrasi kemarin.
0 komentar:
Posting Komentar
komentar adalah suatu hal yang penting maka komentarlah...